Gede on Writing

Minggu, September 02, 2012

Ke Gontor, Apa Yang Kau Cari?



Oleh Gede H. Cahyana

Libur lebaran yang lalu sempatlah saya berkunjung ke Gontor, sebuah pesantren yang gemanya sampai ke negeri manca. Murid atau santrinya ada yang dari Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, Saigon, Australia, Amerika Serikat, dan Saudi Arabia. Hingga tahun 2012 ada 13 pondok putra dan 7 pondok putri yang tersebar di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi dengan luas total 7.273.670 m2 atau 727,367 hektar. Jumlah guru dan santrinya 24.145 orang. (Sumber: Warta Dunia, Vol. 65, Sya’ban 1433). Di ranah pendidikan tinggi, Gontor mengelola kampus, yaitu Institut Studi Islam Darussalam (ISID) yang sedang berbenah menjadi Darussalam University.

Di Kabupaten Kediri ada Gontor 3 untuk putra, lokasinya di Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah. Butuh waktu 25 menit, kurang lebih, perjalanan naik mobil dari stasiun Kediri. Menuju ke Gontor Putri (GP) 5 di Kandangan, waktu tempuhnya sekitar 70 menit, melewati Pare, kota kecil yang terkenal dengan bahasa Inggrisnya. Kampung Inggris, begitulah nama yang disematkan ke daerah yang cukup sejuk ini. Lokasi GP 5 sekitar 120 meter dari jalan raya yang merupakan jalur penghubung dan urat nadi ekonomi antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang.

Di Kabupaten Ngawi ada GP 1, GP 2, dan GP 3. Berlokasi di tepi jalan raya Solo – Surabaya, pondok putri ini mudah dijangkau oleh semua moda kendaraan. GP 1 dan GP 2 berada di Kecamatan Mantingan, berbatasan dengan Kabupaten Sragen. GP 3 terhampar di Kecamatan Widodaren, sekitar 250 meter dari jalan raya Solo - Surabaya, dikelilingi oleh sawah yang menghijau. Selain terminal bis Gendingan, ada satu stasiun kereta api, yaitu Walikukun di daerah ini, dengan jarak tempuh 10 menit dari pondok.

Di Kabupaten Ponorogo ada Gontor 1 dan Gontor 2. Di daerah yang terkenal dengan Reognya inilah cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor.  Diprakarsai oleh K. H. Ahmad Sahal, K. H. Zainuddin Fananie, dan K. H. Imam Zarkasyi, Gontor diresmikan pada 20 September 1926 (12 Rabiul Awwal 1345). Tiga orang pendiri pondok ini dikenal dengan sebutan Trimurti, semuanya sudah meninggal (almarhum). Kini tampuk pimpinan pondok diemban oleh K. H. Dr. Abdullah Syukri Zarkasyi, K. H. Hasan Abdullah Sahal, dan K. H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag.
 
Yang menarik, sebagai eye catcher, adalah kalimat tanya Ke Gontor, Apa Yang Kau Cari? Untaian kata ini terpampang di beberapa gedung di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), baik di pondok putra maupun putri. Juga terbaca sejumlah kata-kata mutiara sebagai motivator bagi guru dan santri dalam mengajar-belajar mulai pukul 04.00 s.d 22.00 setiap hari. Guru mengenakan jas dan/atau berdasi dan santri bercelana panjang dan kemeja. Ketika shalat saja mereka bersarung dan kopiah (peci).

Yang juga menarik, santri selalu antri dan lari. Mau mandi, antri. Mau makan, antri. Menuju kelas, menuju dapur, menuju masjid, mereka lari atau jalan rapi berduyun-duyun. Bersamaan dengan itu, kakak kelasnya bertepuk tangan memberikan aba-aba agar semangat dan cepat berkumpul di masjid atau kelas atau berbaris rapi dalam suatu kegiatan. 

Melihat itu semua, ternyata pesantren, khususnya Gontor, sangat dinamis dan enerjik dalam proses belajar – mengajarnya. Hanya saja, sampai sekarang saya belum tahu, apa jawaban yang tepat untuk pertanyaan: Ke Gontor, Apa Yang Kau Cari? Adakah pembaca yang tahu jawabannya? *

2 Comments:

At Rabu, 16 Januari 2013 pukul 14.48.00 WIB, Blogger Unknown said...

Ana mencari Pendidikan di Gontor
Pendididikan kehidupan

 
At Jumat, 01 Agustus 2014 pukul 14.06.00 WIB, Blogger ikmanoor said...

Ana mencari ilmu dan pendidikan, yang mengantarkan ana menjadi wanita muslimah. Juga mencari ridha Orang Tua, setelah itu ridha Allah SWT :)

 

Posting Komentar

<< Home