Gede on Writing

Jumat, Maret 30, 2012

Bahan Bakar Alternatif


Bahan Bakar Alternatif

Penolakan rakyat atas rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah terus memanas. Bahkan pagar-pagar di beberapa sisi gedung MPR/DPR sudah dijebol massa. Pada saat yang sama, anggota DPR yang dipilih oleh rakyat, sedang “panas” juga adu argumentasi antarfraksi. Naik atau tidak, sebetulnya harga BBM pasti akan naik suatu saat kelak. Andaipun kali ini batal naik, maka beberapa bulan ke depan atau tahun depan, BBM niscaya naik. Ini terjadi lantaran kondisi perminyakan dunia semakin kritis, apalagi kalau terjadi perang antara Iran vs Amerika dan Israel serta sekutunya.

Oleh sebab itu, perlu dicari beberapa alternatif energi yang bisa menjadi pengganti BBM. Pencarian energi baru menjadi kian penting. Sebenarnya banyak energi alternatif yang potensial dijadikan sebagai energi substitusi seperti energi surya, angin, pasang surut, air atau bahkan energi petir sekalipun. Tinggal masalahnya, bagaimana teknologinya agar energi tersebut dapat dikonversi menjadi energi lain yang bisa kita manfaatkan. Adapun kayu bakar, sumber energi tertua yang dikenal manusia, nyaris habis dan hutan telah berubah menjadi hutan beton.

Ada
satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan minimal dalam skala rumah tangga, yaitu energi dari limbah tahu. Energi ini lumayan banyak dikenal masyarakat seperti mereka mengenal tahu. Tak satu pun orang Indonesia yang tak kenal tahu. Pabriknya ada di seluruh Indonesia. Di Jawa Barat, yang terkenal sebagai sentra tahu adalah Sumedang. Julukannya: tahu Sumedang. Rasanya asin-asin kenyal, nikmat dimakan dengan lontong.

Tapi sayang, rasanya yang khas itu dinodai oleh limbahnya yang busuk. Ini berkaitan dengan proses pembuatannya yang banyak melibatkan air sehingga air limbahnya kaya zat organik. Jika dibuang ke sungai, selokan, rawa atau badan air lainnya, dipastikan mencemarinya lantas membasmi kehidupan air (aquatic life). Dosalah, dosa ekologi bagi semua pemilik pabrik tahu jika mereka tak jua mau melengkapi pabriknya dengan IPAL.

IPAL Hasilkan Energi

Sebetulnya, untung berlipat jika punya IPAL. Selain peduli ekologi dan tidak dicap berdosa, juga memperoleh bahan bakar. Bahan bakar ini pun bisa digunakan untuk pabrik. Ada siklus manfaat, jalinan mutualisme.

Semuanya berawal dari limbah. Seperti umumnya limbah, sifat air limbah tahu pun dapat dikelompokkan menjadi tiga macam. (1) Sifat fisika: terdiri atas temperatur (25-35 derajat Celcius), warna putih, asam, keruh karena kaya koloid dan zat tersuspensi. (2) Sifat kimia: bergantung pada zat organik (karbohidrat, protein, lemak) dalam kedelai sedangkan zat anorganik bergantung pada kualitas air yang digunakan. Umumnya zat anorganik cukup rendah dan tidak ada logam berat. Kisaran pH-nya 4-7, ada gas CO2 dan CH4/metana. (3) Sifat biologi meliputi semua mikroba: virus, bakteri, jamur, protozoa, metazoa dll.


Berikutnya adalah unit operasi-proses yang digunakan. Unit ini dikelompokkan menjadi tiga, yakni fisika, kimia dan biologi. Karena mahal, unit proses kimia biasanya ditiadakan. Yang ada hanyalah fisika dan biologi.


(1) Unit sedimentasi. Sebagai pengendap pasir, kerikil dan partikel kasar yang mungkin ada dalam air limbah. Unit ini dapat pula menyeragamkan beban air limbah sebelum masuk ke unit anaerob. Tapi jika dana memungkinkan, buatlah unit equalisasi sebelum unit sedimentasi ini. Waktu tinggal (
detention time) air limbah di bak ini harus diatur agar tidak terjadi pembusukan.

(2) Unit anaerob. Bakteri yang berperan di sini ialah bakteri (archae) metanogenik: 
Methanobacterium, Methanobacillus, Methanococcus, Methanosarcina. Ukuran atau dimensi bak ini bergantung pada debit air limbah perhari. Rentang waktunya antara 10-20 hari. Jika air limbah yang dihasilkannya 5 m3 perhari maka volume digesternya 50 - 100 m3. Agar efisiensinya meningkat sebaiknya bak dilengkapi dengan pengaduk atau diberi sekat-sekat zig-zag.

(3) Unit peresap. Gunanya untuk menampung air limbah yang sudah diolah. Di bagian dasar bak ini diberi ijuk dan koral agar peresapan berjalan baik. Efluen unit ini bisa langsung dibuang ke sungai dengan syarat kadar zat organiknya sudah rendah.


Pada proses tersebut dihasilkan metana atau gas rawa karena banyak dihasilkan di rawa - rawa akibat dekomposisi anaerob. Gas ini ditampung dengan wadah berupa tabung atau drum yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Gas dapat menembus lubang yang sangat kecil sekalipun, jadi jangan ada yang bocor dan sebaiknya semua sambungan dilas. Gas tampungan dapat digunakan untuk keperluan dapur. Komposisi gas yang normal proses ini adalah 60% - 70% metana dan 30% - 40% CO2.


Hasil optimal dapat dicapai dengan mengatur temperatur digester antara 30 - 45 derajat Celcius (mesofilik) dan pH antara 7 - 8. Karena proses ini adalah beternak bakteri maka harus selalu dikontrol agar tak ada limbah B3 seperti pestisida, deterjen, pembersih lantai dll yang masuk ke instalasi. Manfaat lainnya: tidak terjadi pencemaran sungai, hemat bahan bakar terutama pada saat krisis BBM seperti sekarang.

Apapun keputusan DPR dan pemerintah, naik ataukah tidak, tetapi pasti, suatu saat nanti, BBM pasti akan naik. Jadi, perusahaan bisa memanfaatkan air limbahnya sebagai sumber energi agar konsumsi energi yang berupa solar, misalnya, bisa dikurangi. *